"Nggak punya lahan, gimana dong?"
"Baunya itu lho, masak ngorek-ngoreh sampah?"
"Ah repot mondar-mandir keluar rumah, gali-tutup lobang!"
Waaah... tidaaaak teman-teman! Ini komentarku setelah mengamati sendiri cara membuat kompos di rumah Bapak Sabran beberapa waktu yang lalu bersama teman-teman. Ternyata kita bisa melakukan atau membuat kompos skala rumah tangga sendiri. Ternyata kita tidak perlu mempunyai lahan yang besar, tidak perlu keluar rumah dan yang lebih penting lagi caranya mudah sekali. Siapa yang mau pasti bisa mengerjakannya.
Memang sih... kalau punya pekarangan yang lumayan, sampah dapur bisa saja langsung ditaman dan lama-lama sampah tersebut akan menjadi kompos dengan sendirinya. Tapi apakah "Iya" kita bisa mengorek tanah setiap kali kita membuang sampah? Contoh soal, hanya membuang kulit jeruk, kulit pisang dan membuang sisa makan malam. Tentu akan sangat merepotkan kalau harus keluar rumah malam-malam dan mengorek tanah untuk menimbunnya. Perlu perjuangan yang sangat keras tentunya.
Nah ini ada cara yang lebih nyaman. Selain bahan atau perlengkapannya mudah didapat, pekerjaan membuat kompos ini bisa dilakukan didalam rumah. Dan lagi dapat dilakukan setiap saat seperti membuang sampah setiap harinya. Mau tahu caranya? Ini dia...
Kita siapkan wadah untuk membuat kompos. Dapat berupa keranjang plastik / tempat sampah / keranjang pakaian kotor / ember besar / pot besar yang tidak berlobang bagian bawahnya (semua memakai tutup). Kenapa memakai tutup? Tentunya selain supaya terlihat rapi, enak dilihat, yang terpenting adalah terhindar dari gangguan binatang seperti kucing, tikus, lalat, kecoa dan lain lain. Kita bisa menempatkan keranjang sampah untuk membuat kompos ini didapur supaya kegiatan membuang sampah yang kita lakukan setiap hari ringan dikerjakan. Jadi tidak perlu keluar rumah.
Kemudian masukkan kardus bekas yang dibuka penutup atas dan bawahnya ke dalam keranjang plastik tadi. Sehingga dasar dari keranjang plastik bisa dilihat dari atas. Maksud diberi kardus ini untuk menutup sisi keranjang yang berlobang-lobang. Sehingga jika kita masukkan kompos pemicu (kompos yang sudah jadi) dan bahan-bahan sayuran yang tak terpakai yang sudah dipotong tidak keluar melalui lobang-lobang keranjang tersebut. Begitu juga jika menggunakan pot besar, bagian bawah pot juga tertutup supaya kompos pemicu (kompos yang sudah jadi) tersebut tidak turun.
Setelah itu masukkan kompos pemicu (komposter / kompos yang sudah jadi) sebanyak satu plastik kemasan. Atau kira-kira setinggi 5 cm dari permukaan alas keranjang. kompos yang sudah jadi ini dapat dibeli di tempat-tempat penjualan bunga, pembibitan tanaman atau di tempat penjualan pupuk. Maksud dari pemberian kompos ini adalah untuk mempercepat proses pembusukan atau pelapukan karena didalam kompos yang sudah jadi ini terdapat banyak micro organisme yang dibutuhkan untuk mengurai bahan-bahan atau sampah sehingga sampah tersebut akan segera berubah menjadi kompos. Selain itu untuk menyerap cairan dari sayuran yang mulai membusuk.
Selanjutnya adalah memasukkan bahan-bahan yang akan diolah menjadi kompos kemudian diaduk supaya tercampur dengan komposter atau kompos pemicu tersebut. Lakukan pengadukan setiap kali memasukkan sampah. Sampah-sampah yang kita masukkan bisa berupa bonggol-bonggol sayuran sisa petikan sayuran untuk memasak, kulit jeruk, kulit wortel dan lain-lain yang sudah dipotong kecil-kecil kurang lebih 2-3 cm supaya potongan-potongan tersebut cepat terurai. Bila telah banyak sampah yang dimasukkan dan terkadang sampah ini menjadi basah karena materi sampahnya banyak kandungan air nya maka perlu ditambah kompos yang sudah jadi dan diaduk.
Langkah selanjutnya adalah menutup sampah yang sudah diaduk sampai tercampur komposter ini dengan bantalan selebar keranjang. Bantalan ini bisa terbuat dari sekam atau kulit padi yang dibungkus dengan ram plastik atau kawat nyamuk. Bantalan ini bisa juga dibuat dari busa, gabus atau steroform yang dibungkus kain, bisa juga dari bantal kain. Fungsi dari bantalan-bantalan ini (sekam atau kain atau busa ) adalah untuk menjaga suhu dalam pembuatan kompos yang bila rea ksinya benar bisa mencapai 40-60 derajat.
Dan langkah terakhir adalah menutup kardus dengan kain kasa bila perlu. Kain kasa ini gunanya untuk menghindari semut yang masuk ke keranjang kompos. Biasanya kompos ini akan didatangi semut bila kondisinya terlalu kering. Untuk menjaga kelembaban kompos ini hanya perlu dibasahi atau diperciki dengan air dan diaduk. Ingat jangan sampai kompos ini terlalu basah. Dan bila kompos ini terlalu basah karena kandungan air yang banyak dari bahan-bahan sampahnya seperti mentimun, semangka, melon dan lain lain. Maka kompos ini perlu ditambahkan komposter.
Kompos akan terbentuk pada hari ke 20-70 hari dengan ciri-ciri sampahnya telah menyerupai tanah kehitaman. Berarti kompos siap dipanen. Bila kita memerlukan kompos yang halus untuk campuran tanah dalam pot, maka kompos ini perlu disaring. Penyaringan bisa dilakukan hanya dengan penutup keranjang saja. Dan sisa dari kompos yang masih kasar ini bisa dimasukkan lagi ke dalam keranjang kompos untuk diproses menjadi kompos yang lebih sempurna.
Nah, gampang kan mengolah sampah menjadi kompos. Makanya ayuk kita secepatnya mengurangi pembuangan sampah. Selain meringankan kerja bapak-bapak pengangkut sampah, kegiatan membuat sampah ini juga mengurangi penimbunan sampah di TPA. Dan lebih penting lagi mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk membeli pupuk karena kita sudah bisa menghasilkan pupuk sendiri. Kompos skala rumah tangga. Kompos untuk menyuburkan tanah, meningkatkan unsur hara.
Selanjutnya adalah memasukkan bahan-bahan yang akan diolah menjadi kompos kemudian diaduk supaya tercampur dengan komposter atau kompos pemicu tersebut. Lakukan pengadukan setiap kali memasukkan sampah. Sampah-sampah yang kita masukkan bisa berupa bonggol-bonggol sayuran sisa petikan sayuran untuk memasak, kulit jeruk, kulit wortel dan lain-lain yang sudah dipotong kecil-kecil kurang lebih 2-3 cm supaya potongan-potongan tersebut cepat terurai. Bila telah banyak sampah yang dimasukkan dan terkadang sampah ini menjadi basah karena materi sampahnya banyak kandungan air nya maka perlu ditambah kompos yang sudah jadi dan diaduk.
Langkah selanjutnya adalah menutup sampah yang sudah diaduk sampai tercampur komposter ini dengan bantalan selebar keranjang. Bantalan ini bisa terbuat dari sekam atau kulit padi yang dibungkus dengan ram plastik atau kawat nyamuk. Bantalan ini bisa juga dibuat dari busa, gabus atau steroform yang dibungkus kain, bisa juga dari bantal kain. Fungsi dari bantalan-bantalan ini (sekam atau kain atau busa ) adalah untuk menjaga suhu dalam pembuatan kompos yang bila rea ksinya benar bisa mencapai 40-60 derajat.
Dan langkah terakhir adalah menutup kardus dengan kain kasa bila perlu. Kain kasa ini gunanya untuk menghindari semut yang masuk ke keranjang kompos. Biasanya kompos ini akan didatangi semut bila kondisinya terlalu kering. Untuk menjaga kelembaban kompos ini hanya perlu dibasahi atau diperciki dengan air dan diaduk. Ingat jangan sampai kompos ini terlalu basah. Dan bila kompos ini terlalu basah karena kandungan air yang banyak dari bahan-bahan sampahnya seperti mentimun, semangka, melon dan lain lain. Maka kompos ini perlu ditambahkan komposter.
Kompos akan terbentuk pada hari ke 20-70 hari dengan ciri-ciri sampahnya telah menyerupai tanah kehitaman. Berarti kompos siap dipanen. Bila kita memerlukan kompos yang halus untuk campuran tanah dalam pot, maka kompos ini perlu disaring. Penyaringan bisa dilakukan hanya dengan penutup keranjang saja. Dan sisa dari kompos yang masih kasar ini bisa dimasukkan lagi ke dalam keranjang kompos untuk diproses menjadi kompos yang lebih sempurna.
Nah, gampang kan mengolah sampah menjadi kompos. Makanya ayuk kita secepatnya mengurangi pembuangan sampah. Selain meringankan kerja bapak-bapak pengangkut sampah, kegiatan membuat sampah ini juga mengurangi penimbunan sampah di TPA. Dan lebih penting lagi mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk membeli pupuk karena kita sudah bisa menghasilkan pupuk sendiri. Kompos skala rumah tangga. Kompos untuk menyuburkan tanah, meningkatkan unsur hara.