Minggu, 07 Maret 2010

aduhai sikasku...

Memisahkan tunas-tunas dari induk sikas ternyata tak sesulit yang kuperkirakan setelah mempraktekkan atau melakukan pemisahan sendiri. He he he... tentunya ini Pak Tukang Kebun yang mengerjakannya, sedang aku dan suami hanya mengawasi dan memberi arahan supaya tak terjadi kesalahan atau kecelakaan saat memisahkannya mengingat setiap ujung daun sikas berduri dan sangat tajam. Hanya dengan menggunakan pisau besar atau linggis, tunas-tunas dapat dipisahkan dari induknya dan langsung bisa ditanam ke tanah yang tentunya telah disiapkan dengan mencampur tanah kebun, kompos, dan pupuk kandang. Pemisahan tunas ini dapat dilakukan setelah tunas cukup berumur atau cukup tua dan waktunya bisa kapanpun, pagi siang atau sore. Setelah tertanam langsung diguyur air sampai basah dan siap disiram setiap hari.

Satu sikas kumiliki dari tetangga yang akan pindah ke Bandung, namanya Ina keturunan Arab, nama suaminya Umar Muhammad. Waktu itu hanya berdaun 2 kecil-kecil dan batangnya juga masih kecil, ditanam dalam pot berdiameter kurang lebih 30 cm. Karena tak tahu cara merawatnya, maka lebih dari 2 tahun sikas kubiarkan dalam pot, kusiram setiap hari dan kuberi pupuk sekali-kali. Pertumbuhannya lambat sekali, daun-daun barunya tumbuh dengan ukuran yang juga kecil. Ini seperti bonsai sikas.

Satu sikas lagi kumiliki dari tetangga yang pensiun, namanya bu Taufik. Batangnya kecil dan berdaun 1 yang juga kecil. Sebenarnya sikas ini untuk temanku yang bernama bu Yuri. Bu Taufik tak bisa memberikan langsung ke bu Yuri karena tak ada waktu lagi untuk mengantarkan kerumahnya, maka menitipkannya padaku. Ada beberapa kali kuhubungi bu Yuri untuk mengambil titipannya.

"Ya dik, nanti tak ambilnya"

Tapi sikas ini tak pernah diambil. Setiap hari aku harus merawatnya, gimana nih kalau mati?

Setelah berlalunya waktu, aku dan suami berinisiatif mengeluarkan sikas-sikas ini dari pot dan menanamnya di halaman rumah. Harap-harap cemas, apakah dengan dipindah ke halaman, sikas-sikas ini akan tumbuh baik atau sebaliknya, gagal dan mati. Mudah-mudahan berhasil... mudah-mudahan berhasil.....

Betapa senangnya ketika melihat pertumbuhan yang begitu cepat, daun-daun barunya segera muncul. Aku dan suami semakin semangat merawatnya, sampai akhirnya daun-daun sikas semakin banyak dan batang sikas semakin membesar. Lebih senang lagi ketika melihat ada tunas kecil menempel di batang sikas.Wah, bakalan bisa punya sikas banyak nih kalau berhasil memisahkannya nanti. Kami menunggu cukup lama untuk memisahkan tunas-tunas yang tumbuh di kedua sikasku. Maklum belum punya pengalaman memisahkan, tidak tahu apakah tunas cukup siap dipisahkan.

Saatnya memisahkan tunas-tunas sikas, mudah-mudahan sudah cukup siap tunas-tunas itu. Berbekal nekat kami minta Pak Tukang Kebun memisah tunas dan menanam ke tempat yang teduh, tak lupa setelah menutup tanahnya diguyur sampai basah dengan alasan supaya tunas baru tidak kekurangan air.

Sekarang koleksi sikasku sudah banyak, tunas-tunas yang kutanam sudah siap bertunas juga. Dan induk sikas yang kutanam sebelum tahun 97 ini masih memiliki tunas-tunas yang siap dipisahkan lagi.